SITASInews, PALEMBANG- Tiga warga kurang mampu (Gakin) akan mengajukan bedah rumah dan atas permintaan Baznas dianjurkan agar mengurus surat keterangan tidak mampu dan membuat surat pernyataan ditanda tangani lurah setempat, tapi lurah Kemas Rindo tidak mau tanda tangan dan memberikan surat keterangan tidak mampu tersebut.

Karna dipersulit lurah dalam mengurus surat tersebut, maka dua dari tiga warga Rt 32 Rw 08, Kelurahan Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, membatalkan diri mengajukan bedah rumah ke Baznas Kota Palembang.
Satu warga yang bernama Neng Kasmini (40) masih bertahan mengurus berkas, karna dia sangat membutuhkan sekali bantuan bedah rumah tersebut.
Saking sulitnya mengurus berkas yang diminta oleh pihak Baznaz, maka dirinya minta bantuan suami Ketua Rt 32 untuk mengantarnya ke kantor lurah Kemas Rindo. Hingga terjadilah ketegangan diruang kerja lurah, dan lurah Kemas Rindo menanda tangani surat pernyataan itu.
Sampai kembali dirumah ketua Rt 32, Neng Lestari yang sedang dalam keadaan puasa dicekam rasa ketakutan mengingat ketegangan yang baru saja terjadi. Dirinya syok dan terjatuh pingsan tidak sadarkan diri dan kerasukan.
Ustadz Nazaruddin terlihat sedang berusaha menyadarkan Neng Kasmini yang seperti orang kesurupan.
Tampak dilokasi tersebut, melihat adiknya seperti itu, sambil merekam mengatakan kalau adiknya itu ketakutan akibat dimarahi oleh Lurah Kemas Rindo.
“Dia ini mau minta tanda tangan Lurah, untuk urus bedah rumah,” kata Sri ayuk Neng sambil merekam.
” Susah nian berurusan dengan Lurah Suhaimi ini, sudah 3 hari belum di kasihnya tanda tangan, pindahkelah Lurah ini”, lanjutnya.
Masih ditempat yang sama, Edi Kesuma membenarkan bahwa Neng telah tiga hari bolak balik ke kantor lurah dan ke kantor Baznas Kota Palembang.
“Dia ini mengajukan bedah rumah, sudah tiga hari minta tanda tangan pak lurah tidak diberikan. Sudah ke BAZNAS kemudian kata orang BAZNAS tidak bisa kalau tidak ada surat keterangan tidak mampu dari Lurah,” terang Edi Kesuma mantan Ketua Rt 32, Kamis (06/03/2025)
Edi melanjutkan, bahwa dirinya baru saja mengantar Neng ke kantor Lurah. Ditunggu-tunggu tidak keluar, kemudian dia masuk dan ternyata warganya itu sedang dimarahi oleh Lurah Kemas Rindo.
“Setelah saya masuk, saya mendengar perkataan lurah, kamu ini kasar sekali padahal mau minta tanda tangan, langsung saya jawab, bapak mau tanda tangani apa tidak surat ini. Terus Lurah bilang nah kamu ini sepertinya mau kasar, kemudian saya jawab, bapak dulu yang kasar dengan kami”, terang Edi menirukan pembicaraan diruang Lurah Kemas Rindo.
“Jadi saya paksa, akhirnya Lurah tanda tangan, kemudian kami pulang, sampai dirumah mungkin Neng syok dengan kejadian barusan, hingga dia pingsan dan kerasukan” tambahnya.
Sementara itu, Ridwan Nawawi Ketua Baznas Kota Palembang dihubungi melalui Whatsaap nya merasa prihatin dengan kejadian yang dialami warga Rt 32 Kelurahan Kemas Rindo.
“Kalau dia tidak setuju dengan program Baznas, sama saja dia tidak setuju program Bapak Walikota Palembang, sangat disayangkan sikap macam itu,” terangnya kepada Rudi Pimpinan Redaksi Radar Center.
“Kasihan dengan warga warga yang susah kalau sikap lurahnya macam itu, jauh sekali dia mau turun kelapangan, melihat kondisi masyarakat,” pungkasnya.
Sangat disayangkan, hingga berita ini diterbitkan lurah Kemas Rindo Suhaimi, S. Sos belum berhasil dihubungi untuk konfirmasi. (YOGA)